Minggu, 07 Agustus 2011

Vitamin B Kompleks Bagian 1



     Selain vitamin yang pertama ( Vitamin A, baca artikel terkait tentang  :Vitamin A ), salah satu kelompok vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia adalah kelompok vitamin B kompleks. Vitamin B kompleks secara resmi terdiri dari 11 zat yaitu vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B9, B12, kolin, biotin, inositol, dan asam para amino benzoate (PABA). Pada artikel ini saya akan memberikan informasi mengenai kelompok vitamin B kompleks yang berguna bagi kesehatan manusia dan seberapa banyak dosis (jumlah) yang dibutuhkan dari tiap vitamin B kompleks tersebut.
  1. Vitamin B1 (Tiamin)
    • Fungsi :
      Di dalam tubuh berfungsi sebagai bentuk aktifnya yaitu tiamin firofosfat yang berperan sebagai ko-enzim dari karboksilase (enzim esensial pada metabolisme karbohidrat), dan pembentukan bio-energi dan insulin. Vitamin yang larut air ini juga penting untuk beberapa fungsi system saraf.
    • Defisiensi :
      Defisiensi atau kekurangan vitamin B1 akan menimbulkan gejala-gejala klinis seperti, lesu, pusing, emosi yang labil, depresi, kelelahan, insomnia, mudah marah, ketegangan, sakit kepala, mudah lupa, hilang ingatan, lemah otot, lebih sensitive terhadap rasa nyeri, mati rasa atau rasa terbakar di kaki dan tangan, lebih sensitive terhadap suara, sulit mencerna makanan yang masuk ke dalam tubuh, nafsu makan hilang atau berkurang, konstipasi (sembelit), gangguan metabolism, jantung berdebar, susah bernafas, gagal jantung. Defisiensi juga dapat menimbulkan penyakit beri-beri, sensitivitas pada gigi dan gusi. Namun, sebenarnya defisiensi vitamin B1 jarang terjadi. Kemungkinan paling sering terjadi pada orang yang sering meminum alcohol, karena alcohol mempengaruhi penyerapan tiamin dalam perut.
    • Dosis :
      Dosis yang dibutuhkan adalah 1 mg/hari. Kebutuhan meningkat seiring dengan tingginya pasokan gula atau alcohol ke dalam tubuh.
    • Sumber alami :
      Sumber alami vitamin B1 dapat diperoleh dari biji gandum, sereal, kentang, roti, kulit padi (dedak), ragi, daging babi, hati, unggas (ayam, itik, bebek), daging merah, sayuran hijau, kuning telur, ikan, tanaman polong-polongan seperti kacang polong, buah beri.
    • Dosis untuk pengobatan:
      100 -200 mg per hari, yang dibutuhkan bila terdapat masalah/gangguan pencernaan atau yang berkaitan dengan usus.
    • Tanda-tanda keracunan:
      Apabila berelebihan (dosis tinggi 5000 – 10.000 mg) akan muncul reaksi seperti anapilactik (suatu bentuk alergi yang parah dan bisa berujung pada kematian), pusing, sakit kepala, jantung berdebar, mudah marah, gatal-gatal, bintik-bintik merah dan bengkak, flushing (muka merah dan gatal-gatal, muntah.
  2. Vitamin B2 (Riboflavin)
    • Fungsi :
      Vitamin B2 (riboflavin) penting dalam pemeliharaan kesehatan kulit (bibir), mata, selubung saraf, otot, dan tulang. Vitamin B2 bersama vitamin B1 membantu tubuh menghasilkan energy dan mempengaruhi enzim yang penting bagi otot, saraf, dan hati. Vitamin B2 juga memiliki peranan penting dalam pemecahan karbohidrat, protein, dan lemak.
    • Defisiensi :
      Defisiensi (kekurangan) vitamin B2 akan menimbulkan gejala-gejala klinis seperti, insomnia (tidak dapat tidur), anemia, pusing, depresi, lebih sensitive terhadap cahaya, mata merah, gatal, dan perih, penglihatan kabur, katarak, rasa nyeri di sudut mulut, radang lidah, mulut, dan hidung, nyeri tenggorokan, gangguan kulit seperti kulit berminyak/bersisik (terutama di sekitar mulut dan hidung), komedo, jerawat, rambut rontok yang sangat parah.
    • Dosis :
      Dosis vitamin B2 yang dibutuhkan tubuh adalah 1 mg / hari. Untuk bayi sekitar 60 mcg, dan ibu hamil/menyusui 2 mg per hari.
    • Sumber alami :
      Vitamin B2 (riboflavin) bisa diperoleh dari sumber alami seperti, susu, telur, sayu-sayuran hijau, keju, hati, jeroan, ragi, daging dan roti.
    • Dosis
      Sampai dengan 500 mg / hari telah ditetapkan tanpa efek samping.
    • Tanda-tanda keracunan :
      Belum/jarang ditemukan reaksi efek/keracunan karena kebutuhan tubuh akan vitamin B2 bisa dikatakan sangat sedikit sekali.
  3. Vitamin B3 (Niasin dan Niasiamida)
    • Fungsi :
      Vitamin B3 memiliki peranan untuk menghasilkan energy di dalam sel dan membantu mempertahankan kulit, system saraf, dan system cerna agar tetap sehat. Niasin atau asam nikotinat (salah satunya banyak terkandung dalam kopi) di dalam hati salah satunya diubah menjadi Niasinamida. Niasinamida ini berperan dalam proses reduksi-oksidasi (redoks) dalam pernapasan sel, glikolisa, dan sintesis lipid (lemak). Niasinamida juga mampu mencegah diabetes karena kemampuannya dalam menghambat sistem imun dan memperbaiki sel-sel beta yang rusak. Vitamin B3 juga diperlukan untuk pengubahan triptofan menjadi serotonin. Apabila kekurangan vitamin B3 akan menimbulkan kelebihan triptofan di otak dengan gejala perubahan suasana jiwa dan perilaku.
    • Defisiensi :
      Defisiensi atau kekurangan dari vitamin B3 akan menimbulkan gejala-gejala klinis seperti, perasaan takut, cemas, khawatir yang berlebihan, kecurigaan, perasaan murung, depresi, kelelahan, lekas marah, insomnia, ketegangan / nyeri otot, sakit kepala, anoreksia , mual, ketidaknyamanan / nyeri perut, perut kembung, diare, kelemahan otot, sensasi terbakar di lidah dan anggota badan, gangguan sensorik tubuh, gangguan kognitif, berbagai masalah dilidah, sakit/bengkak pada gusi, mulut sakit, masalah kulit.
    • Dosis :
      Dosis yang dibutuhkan tubuh adalah sekitar 15-20 mg/hari (bila dietnya mengandung cukup protein 60-70 gram). Untuk bayi sekitar 4 mg per hari (kebutuhan ini bisa diperoleh dari ASI dimana per 100 ml ASI mengandung 0.6 mg.
    • Sumber alami :
      Vitamin B3 (Niasin) banyak terkandung dalam makanan kaya protein, daging, unggas, ikan, kacang tanah, ragi, kentang, hati dan bibit gandum, kopi
    • Dosis untuk pengobatan:
      100 -10.000 mg digunakan dalam terapi skizofrenia dan juga untuk menurunkan kolesterol. Skizofrenia adalah penyakit mental /kejiwaan yang parah dengan ditandai oleh timbulnya gejala seperti rasa tidak acuh, halusinasi, khayalan, angan-angan, paranoid, gangguan proses berpikir dan gangguan perilaku.
    • Tanda-tanda keracunan:
      Apabila berlebihan akan timbul reaksi keracunan dengan tanda-tanda seperti, munculnya rasa/sensasi terbakar, kebingungan mental, depresi, asam urat tinggi, kerusakan hati, gangguan kulit.
      Untuk kelanjutan mengenai Vitamin B Kompleks Bagian 2 silahkan klik disini >> Vitamin B Kompleks Bagian 2


     Semoga bermanfaat.***







0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...