Tampilkan postingan dengan label Gigi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gigi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Desember 2012

Penyebab Gusi Berdarah Saat Menyikat Gigi

|6 comments

Gejala gusi berdarah saat menyikat gigi dapat memang dapat menandakan adanya suatu penyakit, namun juga bisa terjadi pada kondisi yang normal atau sehat. Teknik menyikat gigi atau cara menggunakan benang pembersih gigi (dental floss) yang salah juga dapat menyebabkan perdarahan gusi.

Kemungkinan-kemungkinan penyebab dari perdarahan gusi pada saat menyikat gigi adalah :
- Gangguan sistem pembekuan darah.
- Penyikatan gigi yang terlalu keras atau cara penggunaan dental floss yang salah.
- Infeksi gusi atau gigi.
- Perubahan hormon saat kehamilan
- Scurvy / sariawan
- Kondisi kekurangan Vitamin K.

Apabila gejala ini sudah berlangsung lebih dari 3 minggu atau perdarahan yang dialami cukup banyak, maka sebaiknya diperiksakan ke dokter gigi. Pada kondisi normal pun, disarankan tiap 6 bulan sekali periksa ke dokter gigi untuk membersihkan plak yang menempel di permukaan gigi.

Gunakanlah sikat gigi yang mempunyai bulu sikat lembut. Hindarilah produk mouthwash yang mengandung alkohol, karena produk ini dapat memperparah gejala yang sedang dialami. Penggunaan benang pembersih gigi (flossing) sebanyak 2 kali sehari juga dapat membantu untuk membersihkan timbunan plak.

Hal-hal lain yang juga dapat dilakukan guna mencegah perdarahan gusi saat menyikat gigi adalah untuk menghindari kebiasaan merokok. Hindari juga pemakaian obat-obatan yang dapat menghambat faktor pembekuan darah seperti aspirin dan sejenisnya. Apabila terjadi perdarahan, kita dapat mencoba menghentikan perdarahan tersebut dengan menekannya dengan kapas yang dibasahi dengan air dingin selama 15 menit.

Sumber

Senin, 09 April 2012

Ingin Paru Paru Lebih Sehat?Rajinlah Gosok Gigi!

|0 comments
KOMPAS.com -  Rajin gosok gigi ternyata tidak hanya menjamin kesehatan mulut. Penelitian menunjukkan, gigi dan gusi yang sehat dapat menurunkan risiko pneumonia atau radang paru. Sebuah riset menunjukkan, kesehatan gusi dapat memengaruhi kesehatan sistem pernapasan.
Dalam riset yang dipublikasi Journal of Periodontology, kesehatan periodontal, yang berhubungan dengan gusi dan struktur penyokong gigi lainnya, berperan dalam sistem pernapasan yang sehat. 
Penyakit periodontal dapat meningkatkan risiko infeksi pernapasan, seperti penyakit paru-paru kronis (Chronic Obstructive Pulmonary Disease/COPD) dan radang paru-paru (pneumonia).
Studi ini melibatkan 200 relawan yang berusia antara 20 hingga 60 tahun. Setengah dari relawan adalah pasien yang dirawat karena penyakit pernapasan, seperti pneumonia, COPD, atau bronkitis akut. Setengah relawan lainnya adalah orang-orang sehat tanpa sejarah penyakit pernapasan.
Hasil penelitian menunjukkan pasien dengan penyakit pernapasan memiliki kesehatan periodontal yang lebih buruk daripada relawan yang sehat. Hal ini merupakan petunjuk awal hubungan antara penyakit pernapasan dengan penyakit periodontal.
Hal itu membuat para peneliti menduga keberadaan patogen di mulut yang berhubungan dengan penyakit periodontal kemungkinan meningkatkan risiko perkembangan penyakit pernapasan. Namun, para peneliti menegaskan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami kaitan ini.
"Penyakit paru-paru dapat sangat melumpuhkan dan melemahkan. Melalui kerjasama dengan dokter gigi atau periodontis, Anda bisa mencegah atau menghentikan perkembangan penyakit seperti pneumonia atau COPD," kata Donald S. Clem, presiden American Academy of Periodontology. Clem juga menjelaskan kalau studi ini memberikan contoh lain tentang peranan kesehatan periodontal dalam menjaga sistem lain di dalam tubuh.
Clem menekankan pentingnya perawatan mulut dengan rutin untuk membantu pencegahan penyakit periodontal. Penyakit periodontal meliputi penyakit radang kronis yang memengaruhi jaringan gusi dan struktur lain yang menyokong gigi.
"Untuk merawat kesehatan periodontal Anda dengan baik, perlu sikat gigi tiap hari. Anda seharusnya juga melakukan pemeriksaan menyeluruh setiap tahun," ujar Clem. (ScienceDaily)

Dikutif dari : health.kompas.com 
 

Stress Dapat Sebabkan Kesehatan Gigi Bermasalah

|0 comments
KOMPAS.com - Stres bukan cuma membebani pikiran tetapi juga kesehatan, salah satunya kesehatan gigi dan gusi. Hubungan yang erat antara masalah periodontal dan gangguan psikologi seperti stres, kecemasan, depresi dan kesepian itu sudah dibuktikan secara ilmiah.
Dalam laporan studi yang dimuat dalam Journal of Periodontology disebutkan, mengurangi stres sangat berarti demi kesehatan gigi dan mulut. Salah satu biang keladinya adalah kortisol, si hormon stres.
Meningkatnya level hormon kortisol bisa menyebabkan kerusakan pada gusi dan tulang rahang karena penyakit periodontal (radang gusi). Jika periodontal ini tidak ditangani bisa menyebabkan gigi tanggal, bahkan tulang rahang tegerus.
Masalah gigi dan mulut yang ditimbulkan oleh stres antara lain sariawan, kebiasaan menggertakkan gigi (bruxism), serta penyakit gusi.
"Orang yang mengalami gangguan psikologi biasanya melakukan kebiasaan tidak sehat dan malas merawat giginya yang bisa merusak gigi," kata Preston J Miller, presiden American Academy of Periodontology. Ia menyarankan kegiatan relaksasi untuk menghambat produksi kortisol.

Dikutif dari ; health.kompas.com

Sabtu, 21 Januari 2012

Gigi Depan Yang Jarang Pengaruhi Fungsi Bicara

|0 comments



     Gigi depan yang jarang tak hanya mengganggu penampilan. Lebih dari itu, bisa memengaruhi fungsi bicara.
"Gigi depan yang jarang sangat mengganggu penampilan bahkan sering mengganggu fungsi bicara," kata drg Eka Erwansyah MKes SpOrt, dokter gigi spesialis orthodonti, dosen Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar.

     Kelainan ini dapat diatasi dg perawatan ortodonti (kawat gigi).Pada dasar semua orang dapat dirawat deng memakai behel atau kawat gigir ini asalkan memenuhi syarat-syarat.
Apa saja syaratnya? Syarat yang dimaksud adalah syarat perawatan misalnya: tidak ada penyakit umum/sistemik yang dapat mengganggu perawatan dan jaringan pendukung gigi secara umum dalam keadaan sehat.

Dikutif dari : YahooNews


Flossing Gigi

|0 comments


     Kita semua tahu bahwa menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi adalah cara utama membersihkan gigi-geligi. Dengan menyikat gigi secara teratur (setelah makan dan sebelum tidur), niscaya kita akan terbebas dari bermacam-macam penyakit gigi.

     Nah, selain menyikat, membersihkan gigi dengan benang gigi (flossing) juga merupakan salah satu cara membersihkan gigi dengan efektif. Dengan flossing, sisa-sisa makanan yang terdapat di antara gigi (dan tidak dapat dicapai dengan sikat) dapat dibersihkan sempurna.

Idealnya, flossing dilakukan setelah menyikat gigi.

     Persatuan Dokter Gigi Amerika Serikat menyarankan kita melakukan flossing minimal sekali dalam sehari. Beberapa penelitian menyebutkan, flossing bermanfaat mencegah terjadinya lubang gigi, khususnya lubang antara gigi.

     Walau demikian, flossing perlu dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Sebab cara yang salah dapat menyebabkan luka pada gusi dan justru tidak membersihkan plak atau sisa makanan dengan efektif.

Cara pemakaian benang gigi yang benar:
1.   Benang gigi diambil secukupnya, kira-kira sepanjang 10-15 cm.
2.   Benang gigi dipegang atau dilingkarkan ujungnya pada jari-jari tengah.
3.   Benang dilewatkan perlahan melalui antara gigi dengan cara menggerakkan benang dari arah depan ke belakang. Hati-hati, jangan menekan dengan berlebihan karena dapat melukai gusi yang berada di antara gigi.
4.   Benang digerakkan dari arah gusi ke gigi (jangan terbalik) dengan penekanan ke arah gigi, agar sisa-sisa kotoran dapat diangkat dengan sempurna.
5.   Setelah flossing dilakukan pada seluruh sela-sela gigi, jangan lupa berkumur. Ini berguna mengangkat sisa-sisa kotoran yang masih terjebak di antara gigi-geligi.

     Alangkah baiknya bila kebiasaan flossing ditularkan kepada anak-anak sejak dini, agar kebiasaan ini terbawa hingga mereka besar.

Sumber : YahooNews

Derita Akibat Sakit Gigi

|0 comments


     Sakit gigi dapat membuat hidup sengsara. Baik yang berupa nyeri berdenyut terus-menerus, atau tajam menusuk tiba-tiba ketika kita makan atau minum. Semua gejala tersebut menunjukkan, salah satu gigi kita tidak sehat seperti seharusnya.

Artinya, saatnya mengunjungi dokter gigi dan diperiksa.
Tetapi banyak orang mencoba menunda-nunda kunjungan ke dokter gigi (dengan berbagai alasan). Sebenarnya hal ini tidak bijak, sebab makin cepat penyebab sakit gigi diketahui, makin cepat pula gigi bisa dirawat.

     Gigi kita dilindungi oleh permukaan luar yang keras (enamel) dan di bawahnya ada lapisan yang disebut dentin. Plak yang terbentuk pada gigi kita bereaksi dengan makanan manis sehingga menimbulkan asam — yang kemudian mengikis enamel pada gigi kita dan menyebabkan pembusukan.

     Pembusukan adalah sumber utama sakit gigi. Jika gigi tidak teratur dibersihkan dari plak, maka asam yang mengikis enamel tadi lama-lama bisa menghasilkan lubang — yang bisa bertambah besar. Akhirnya, lubang tadi bisa mencapai rongga pulpa gigi bagian dalam dan menyebabkan infeksi gigi secara keseluruhan. Termasuk jaringan pendukung gigi.

     Oleh karena itu, mengunjungi dokter gigi Anda amatlah penting untuk dua alasan. Pertama, agar dokter gigi Anda dapat melihat dan membersihkan plak yang menumpuk. Kedua, agar dokter gigi dapat mendeteksi lubang pada gigi sejak dini, dan menambalnya sebelum makin besar dan serius.

Sementara itu, apa yang bisa Anda lakukan untuk mencegah sakit gigi?

Membersihkan plak yang menumpukCara terbaik untuk membersihkan plak adalah dengan menyikat gigi secara teratur. Anda harus menyikat gigi dua kali setiap hari (setelah makan dan sebelum tidur). Kebanyakan dokter gigi juga akan merekomendasikan bahwa Anda menggunakan dental floss secara teratur juga.

Menghindari makanan ringan dan minuman manisIni adalah jenis makanan dan minuman yang bereaksi dengan plak pada gigi Anda untuk menyebabkan asam. Dengan menghindari makanan bergula dan minuman, pembentukan lubang pada gigi pun dapat dihindari.

     Ingatlah, rasa sakit adalah tanda peringatan dari tubuh kita bahwa ada yang tidak beres dalam tubuh. Ini berlaku pula untuk sakit gigi.

     Tapi jangan juga menunggu hingga sakit gigi baru Anda mengunjungi dokter gigi. Kunjungilah dokter gigi Anda secara teratur (paling sedikit setiap enam bulan), supaya kesehatan gigi dan mulut Anda bisa diperiksa.

Bukankah mencegah lebih baik dari mengobati?

Sumber : YahooNews

Kesehatan Yang Dipengaruhi Oleh Kebiasaan Buruk

|0 comments


     Tanpa disadari, kadang kita punya beberapa kebiasaan buruk yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut secara umum, maupun spesifik. Menghilangkan kebiasaan buruk ini bukan hal yang mudah, tapi dapat dilakukan bila diniatkan dan punya kemauan ke arah yang lebih baik. Ini dia kebiasaan buruk yang dimaksud:

●    Merokok
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling buruk dan bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang, baik terhadap kesehatan gigi maupun rongga mulut. Merokok juga dapat menyebabkan noda pada gigi dan bau mulut. Efek jangka panjangnya, merokok dapat meningkatkan penyakit gusi serta memperlambat proses penyembuhan.

●    ‘Bruxism’
Kebiasaan menggesek-gesekkan gigi antara gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah, atau bruxism, biasanya terjadi secara tidak sadar ketika stres. Beberapa orang juga mengalaminya di saat tidur. Kebiasaan ini dapat membuat enamel permukaan gigi menjadi tipis, bahkan menimbulkan keretakan pada struktur gigi, serta merusak tambalan.

●    Mengunyah makanan pada satu sisi

Beberapa orang mempunyai kebiasaan mengunyah makanan pada salah satu sisi saja. Kebiasaan ini umumnya disebabkan nyeri atau sakit pada salah satu gigi di sisi tertentu. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya masalah serius atau kelainan pada sendi rahang.

●    Menggigit benda keras

Kebiasaan ini biasanya merupakan penyaluran dari stres atau banyak pikiran. “Korban” gigitan biasanya pensil, pulpen, kuku, remote TV, atau benda-benda keras lainnya. hal ini dapat membuat permukaan gigi menjadi terkikis, bahkan keretakan pada struktur gigi.

●    Menjadikan gigi sebagai gunting atau pembuka botol

Pernah lihat iklan pasta gigi di layar TV yang memperlihatkan orang-orang menggunakan gigi untuk membuka tutup botol, menyobek kemasan makanan, memotong label baju baru? Tugas berat semacam ini tidak pantas ditanggung oleh gigi-geligi, sebab akan merusak struktur.
Nah, demikian beberapa kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut kita bila tidak diperhatikan. Mari mulai belajar menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tersebut bila ingin gigi kita sehat dan kuat hingga tua.

Sumber : YahooNews

Masalah Pada Gigi Bungsu Yang Tumbuh

|0 comments


     Ketika gigi bungsu Anda tumbuh, rasa sakit yang muncul biasanya membuat Anda uring-uringan. Sakit ini disebabkan oleh gigi bungsu yang menyeruak tumbuh menembus gusi. Beberapa orang bahkan sampai mengalami demam (tapi ada juga yang tidak merasakan apa-apa).

     Gigi bungsu adalah gigi geraham yang terakhir tumbuh. Umumnya ia baru muncul ketika Anda berumur 17-30 tahun. Jumlahnya ada empat, dua di atas dan dua di bawah, kiri-kanan.

     Gaya tumbuh gigi bungsu ini bervariasi. Ada yang tumbuh tapi tidak muncul di permukaan gusi, ada juga yang tumbuh tapi sebagian. Ada pula yang tumbuh, tetapi posisinya tidak sebaik gigi-gigi lainnya.

     Ketika gigi ini tumbuh, rahang terasa bengkak dan sakit, kadang menyakitkan bila disentuh. Kadang malah menyakitkan untuk makan dan minum. Bila gigi ini tumbuh dengan posisi miring, satu-satunya perawatan yang direkomendasikan adalah ekstraksi gigi bungsu, atau dalam istilah kedokteran gigi dikenal dengan odontectomy.

     Dalam prosedur ekstraksi gigi ini, pembedahan diperlukan karena gigi masih terjebak di bawah garis gusi. Oleh karena itu, dokter gigi akan perlu untuk memotong dan mengangkat gusi, dan dalam beberapa kasus memotong beberapa tulang rahang untuk mencapai dan menghapus gigi.

     Berikut beberapa tips setelah prosedur ekstraksi gigi bungsu:

1. Kapas/kasa yang digigit setelah ekstraksi jangan dilepas minimal 2 jam setelahnya. Sebab ia berfungsi untuk menyerap darah yang masih keluar setelah ekstraksi.

2. Disarankan untuk minum air dingin atau makan es krim.

3. Beberapa hari pertama, makan makanan yang lembut dengan hati-hati agar tidak merusak jahitan di gusi.

4. Jangan merokok dan minum alkohol.

5. Hindari daerah operasi saat menyikat gigi, untuk beberapa hari. Bila perlu, kombinasikan sikat gigi dan obat kumur untuk hasil terbaik.

     Prosedur ekstraksi gigi bungsu adalah prosedur yang sangat umum dan komplikasi serius jarang terjadi. Jika gusi Anda terus berdarah atau jika rasa sakit di rahang Anda tidak mereda setelah beberapa minggu, segeralah kontak dokter Anda.

     Anda juga harus berkonsultasi dengan dokter gigi jika merasa tidak sehat atau suhu badan tinggi.


Sumber : YahooNews

Penyebab Gigi Menjadi Kuning

|0 comments


     Memiliki gigi putih bersinar adalah dambaan semua orang. Namun terkadang tanpa disadari asupan makanan yang kita konsumsi menyebabkan warna gigi yang putih jadi berubah kuning. Sebut saja teh, kopi, minuman bersoda, dan jenis-jenis buah beri termasuk beberapa makanan yang dikenal sebagai pembuat noda pada gigi.

     "Jangan biarkan penampilan Anda rusak karena warna gigi yang kekuningan. Selain obat-obatan dan gaya hidup, ada beberapa makanan yang berpengaruh pada warna gigi seseorang," ungkap drg Novandhyta Hapsari dalam media gathering Ultimo Aesthetic & Dental Care di Plaza Asia, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.

     Beberapa jenis makanan lain yang bisa menyebabkan perubahan warna pada gigi antara lain:

1. Tomat.
Sama seperti buah beri, tomat juga memiliki kandungan warna alami pada buah yang bisa meninggalkan noda pada gigi. Keadaan ini akan diperparah jika tomat ini sudah diolah menjadi saus tomat botolan. Kandungan zat pewarna tambahan di dalam saus tomat juga bisa memperparah bekas warna yang ditinggalkan pada gigi. Selain saus tomat, saus sambal, kecap, dan kuah kare yang kental juga menjadi penyebab noda pada gigi.

2. Minuman kesehatan dan minuman olahraga.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa minuman olahraga dan minuman kesehatan juga bisa menyebabkan kerusakan enamel gigi karena kandungan asamnya. Akibatnya noda akibat minuman ini akan tertinggal di gigi. Sebaiknya pilih air putih sebagai pengganti minuman kesehatan ataupun minuman olahraga.

3. Jus buah.
Meski sebenarnya buah berpengaruh positif pada tubuh, namun kandungan asam dari buah yang terlalu tinggi dan terlalu banyak bisa merusak gigi. Kandungan asam dalam buah bila dikonsumsi terus-menerus dalam jumlah yang terlalu banyak juga bisa merusak enamel gigi dan membuat gigi berlubang.

4. Wine.
Bekas tumpahan wine di taplak meja biasanya akan sulit dihilangkan. Tak heran bila wine, terutama red wine, juga bisa meninggalkan noda pada gigi. Kandungan asam, tannin, dan chromogen pada wine itulah yang menyebabkan noda pada gigi. Selain anggur merah, anggur putih juga bisa membuat gigi berubah warna.

5. Antibiotik.
Terlalu sering mengonsumsi obat-obatan, terutama antibiotik, juga bisa menyebabkan gigi menjadi kuning. Kandungan tetracycline pada antibiotik adalah faktor penyebab gigi menjadi kuning, terutama pada anak-anak. Konsumsi antibiotik yang mengandung tetracycline selama masa pertumbuhan gigi (mulai dari awal kehamilan sampai anak usia 8 tahun) bisa membuat gigi anak mengalami perubahan warna yang bersifat permanen. "Namun, sekarang ini antibiotik yang mengandung tetracycline ini sudah sedikit dan jarang digunakan lagi," kata Novandhyta.

Dikutif dari : YahooNews

6 Makanan Yang Memutuhkan Gigi

|0 comments


Semua pasti ingin memiliki gigi putih cemerlang, namun tak semua punya uang untuk memutihkan gigi di dokter atau dengan cairan pemutih gigi yang mengandung efek samping. Padahal gigi putih bersinar juga bisa didapatkan dengan mengonsumi lima makanan berikut ini.

1. Stroberi
Buah cantik ini memproduksi enzim malic acid yang membantu memutihkan gigi. Selain dengan langsung memakannya, stroberi bisa dimanfaatkan untuk memutihkan gigi dengan cara dihaluskan, digosokkan ke gigi, diamkan selama lima menit lalu bilas dan gosok gigi seperti biasa.

2. Buah-buahan dan sayuran yang renyah
Contoh terbaik adalah apel, seledri, dan wortel. Menggigit dan mengunyah buah dan sayuran seperti ini akan membantu membersihkan plak, "menggosok" gigi agar lebih putih bersinar, dan meningkatkan produksi air liur yang baik bagi kesehatan mulut.

3. Keju
Keju dan bahan olahan susu lainnya seperti yoghurt mengandung lactic acid yang berfungsi melindungi gigi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi yoghurt empat kali seminggu lebih terlindung dari pembusukan gigi dibanding anak-anak yang tak minum yoghurt. Sedangkan untuk memutihkan gigi, keju adalah pilihan yang baik karena selain melindungi gigi dari kebusukan, keju juga mengandung kalsium dan fosfor yang berguna dalam pembentukan enamel gigi.

4. Jeruk dan nanas
Saat mengonsumsi jeruk, nanas, dan buah-buahan asam lainnya, mulut memproduksi air liur lebih banyak, yang membantu membersihkan gigi secara alami.

5. Baking soda
Sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa pasta gigi yang mengandung baking soda berfungsi lebih baik dalam membersihkan plak. Anda bisa saja menggunakan baking soda langsung untuk membersihkan gigi, namun para dokter menyarankan agar hal ini tak dilakukan terlalu sering karena bisa mengikis enamel gigi. Pilihan paling aman adalah menggunakan pasta gigi yang mengandung baking soda.

6. Permen karet yang mengandung xylitol
Xylitol adalah pemanis alami yang dapat mencegah plak. Xylitol juga menetralkan tingkat keasaman di dalam mulut dan meningkatkan produksi air liur untuk membersihkan gigi.

Sumber : YahooNews
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...