Kamis, 19 Juli 2012

Rahasia Bugar Vegetarian Saat Puasa

|0 comments

Oleh Erly Susana untuk Yahoo! Indonesia

Bagaimana para vegetarian menyambut bulan puasa?

Indri, seorang karyawan swasta yang telah empat tahun menjadi vegetarian, mengaku tidak risau dengan kesegaran tubuhnya saat berpuasa dan tetap bekerja. Berikut ini kiat yang diberikan Indri berdasarkan pengalamannya.

Menyantap sayur saat sahur
Agar tidak letih pada siang hari, makanlah secukupnya saat sahur. Tidak berlebihan tapi juga tidak kurang. Perbanyak makanan berserat seperti buah dan sayuran, dan yang pasti makanlah makanan yang bergizi (bukan mi instan).
IWalau tidak makan daging, tubuh bisa tetap segar. (Tempo.co)
Begitu pun saat berbuka puasa. Mulailah dengan teh manis hangat (jangan yg bersoda, karena berdampak buruk bagi perut) dan makanan pembuka berupa buah atau makanan ringan. Setelah salat Magrib atau Isya, barulah makan berat. Lagi-lagi, jangan berlebihan.

Air mineral
Indri menyarankan untuk minum air putih yang banyak, sebagai salah satu cara untuk menghidari dari dehidrasi akibat panas matahari dan pendingin ruangan. Entah di kendaraan maupun di ruang kantor. Inilah yang dia alami. Indri merasa tubuhnya tetap segar lantaran banyak minum air mineral.

Olahraga
Wanita berusia 39 tahun ini juga berolahraga ringan saat puasa. “Tapi menjelang buka puasa,” katanya. Setelah menggerakkan seluruh badannya itu, dia merasakan badan lebih segar dalam menghadapi puasa sebulan penuh.

Olahraga ringan yang dimaksud Indri, di antaranya jalan atau lari-lari kecil. Atau, melakukan senam kecil untuk menggerakkan otot-ototnya.

Konsumsi vitamin
Indri termasuk yang tidak lupa dalam mengonsumsi vitamin: A, B, dan C. Tentu tidak harus dalam bentuk pil, tablet, atau minuman. “Vitamin tersebut terdapat pada buah berwarna kuning atau merah, sayur berwarna hijau tua, dan kacang-kacangan,” katanya.

Chaidra Wilda, ahli nutrisi, tidak keberatan atas konsumsi makanan Indri.

Hanya, lebih konkret Era — Chaidra biasa disapa — menuturkan, agar tidak letih pada siang hari, prinsipnya adalah memaksimalkan pasokan tenaga saat sahur. Untuk kebutuhan itu, lanjut mantan Kepala Gizi di Rumah Sakit Dharmais ini, konsumi makan bisa ditambah dengan segelas susu + sesendok madu atau boleh juga selembar keju + sesendok madu.

Sebagai penganut vegeratian seperti Indri, alternatif paling efektif untuk mengganti protein hewani, kata pegawai Departemen Kesehatan ini, adalah susu, keju atau telur.”

Tapi kalau vegetarian murni, lanjutnya, bisa diganti dengan susu kedelai. (Yahoo/Vista)

Sumber : Yahoo!News

Kolesterol Buruk Terlalu Banyak? Berpuasalah!

|0 comments
Berpuasa sepanjang bulan Ramadan dari waktu Imsak sampai Magrib diwajibkan bagi seluruh Muslim. Selain melakukannya sebagai ritual, puasa terbukti menyehatkan.

Satu lagi fakta soal ini; kalau selama ini kesehatan Anda terganggu urusan kolesterol buruk di dalam tubuh, bulan Ramadan menjadi waktu yang tepat membereskan kesehatan Anda.

Sebuah studi yang dilakukan UAE, Dubai, menyimpulkan bahwa berpuasa dari Imsak sampai Magrib dapat menurunkan level kolesterol buruk di dalam tubuh. Studi ini dipresentasikan pada Konferensi Kardiologi Dunia di Dubai, April lalu.

Perubahan yang terjadi pada pola makan saat bulan Ramadan berpengaruh pada tekanan kolesterol di dalam darah. Dr. Omar K. Hallak kepada Khaleej Times (14/6) mengatakan bahwa perubahan pola makan tersebut memiliki efek positif terhadap kolesterol walau terjadi peningkatan Indeks Massa Tubuh.

Untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan efek-efek kolesterol buruk lainnya, manusia harus menurunkan pula level LDL (kolesterol ‘buruk’) yang biasanya memenuhi arteri dan potensial dapat menyakitkan jantung. Sebisa mungkin, kolesterol di dalam tubuh idealnya memiliki level HDL (kolesterol ‘baik’) yang pas.

Berpuasa di bulan Ramadan sesuatu aturan Islam dapat menurunkan level LDL dan menaikkan HDL sehingga menghasilkan rasio yang pas antara LDL dan HDL.

Sumber : Yahoo!News

Minggu, 08 Juli 2012

Ciuman Sebagai Obat Manjur Penghilang Stress

|0 comments
Ghiboo.com - Mencium pasangan dapat menghilangkan stres, demikian hasil penelitian oleh profesor ilmu komunikasi Arizona State, Amerika, Kory Floyd, PhD.

Kory, yang mendalami afeksi, telah melakukan serangkaian penelitian terhadap 50 pasangan. Semua pasangan dikumpulkan dan Kory mencatat tingkat stres mereka.

Setelah dicatat, sebagian diharuskan mencium pasangan mereka lebih lama dan lebih sering. Setelah enam minggu, ditemukan bahwa pasangan yang lebih sering mencium, tingkat stresnya menurun.

"Berciuman menaikan level hormon oksitosin, yang menurunkan stres pada tubuh," kata Kory dilansir dari majalah Good Housekeeping.

"Ketika pasangan saling berciuman, mereka akan saling memperhatikan, dan fokus pada pasangan saja, tidak lagi memikirkan hal-hal lain di luar itu. Hal ini membuat mereka punya pemikiran positif," begitu penjelasan Kory.

Menurut Kory, "Mengekspresikan cinta membawa efek posistif pada tubuh, dan bisa meningkatkan mood."

Nah, jika suatu ketika Anda merasa jenuh melihat daftar panjang pekerjaan, atau merasa lelah lahir batin karena harus mengurus rumah tanpa henti, coba cari pasangan Anda. Cium ia sepenuh hati. Rasakan keajaiban ciuman.

Sumber : Yahoo!

Kanker Payudara Bukan Monopoli Perempuan Saja

|0 comments
TEMPO.CO, Jakarta - Bahan pangan dari hewan (hewani) merupakan produk yang mudah rusak. Proses penanganan dan pengangkutan yang tidak tepat dapat memicu aktivitas bakteri sehingga proses kerusakannya lebih cepat. Inilah tip mengenali bahan pangan hewani yang berkualitas baik menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.

1. Ikan segar
Pilih yang bola matanya cembung, cemerlang, dan kornea bening. Insang berwarna merah tua dan cemerlang. Terdapat lendir alami bening dan tidak lengket yang menutupi permukaan insang serta warna kulit cemerlang

2. Udang
Pilih yang bentuk tubuhnya masih utuh, ikatan di antara ruas kukuh, baunya segar dan spesifik menurut jenisnya, warnanya bercahaya dan bening.

3. Lobster
Lebih baik beli yang masih hidup dengan alat penjepit masih bergerak.

4. Cumi-cumi
Pilih yang berwarna kemerah-merahan di sekitar mata dan tekstur badan kenyal.

5. Kepiting
Beli yang masih hidup, bersih, dan berbau segar, daging berwarna putih, dan mengandung butiran lemak berwarna kuning. Kepiting betina yang bertelur pada bagian ekornya agak lebar dan tumpul.

6. Daging unggas
Pilih yang bersih dan lapisan luarnya kering. Warna daging dan lemak putih kekuningan dengan lemak merata di bawah kulit, bau segar, tidak amis dan tidak asam. Tekstur daging kenyal dan jika ditekan dengan jari akan kembali seperti semula. Daging yang sudah ditiriskan tidak berdarah.

DWI WIYANA


Sumber : Tempo

Melawan Stress Dengan Meditasi

|0 comments
TEMPO.CO, Jakarta -Setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya. Masalah yang mengakibatkan tekanan jiwa atau stres dapat berasal dari pekerjaan, sekolah, keluarga, ekonomi, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari lain. Bagaimana menghadapi stres yang akan berdampak besar pada kesehatan?

Menurut sebuah studi, hanya dengan mempraktekkan meditasi integrative body-mind training atau IBMT selama lima hari manusia akan mendapat peningkatan kesehatan. IBMT berkhasiat mengurangi kortisol atau hormon stres, mampu meningkatkan aliran darah dan aktivitas listrik di otak.

IBMT dapat meningkatkan kualitas pernapasan seseorang, mengurangi tingkat kecemasan, mengurangi tingkat depresi, mengurangi kemarahan dan kelelahan seseorang.

Namun apa itu IBMT?

Ilmu ini dikembangkan pada 1990-an sebagai suatu teknik yang diadopsi dari pengobatan tradisional Cina yang menggabungkan aspek pelatihan meditasi dan kesadaran pikiran serta tubuh. IBMT menekankan pada keseimbangan relaksasi tubuh dengan memfokuskan pikiran seseorang.

Metode ini merupakan kombinasi teknik menenangkan tubuh, mengatur pernapasan, mengatur mental dan imajinasi yang diikuti dengan musik-musik sebagai pendamping.

Menurut penelitian itu, seseorang harus mengikuti instruktur dari rekaman dengan beberapa penyesuaian postur tubuh, praktek cara bernapas, petunjuk gambar, dan pelatihan kesadaran dengan memakai latar belakang musik. Kegiatan ini sebaiknya berlangsung selama 20 menit setiap hari selama 5 hari.

HEALTH HABITS | MITRA TARIGAN


Sumber : Tempo
 

Efek Samping Bertambah Gendut Berakibat Pada Nyeri Lutut

|0 comments
TEMPO.CO , Jakarta: Orang-orang yang bertambah berat badannya ternyata lebih cenderung mengalami nyeri lutut dibandingkan mereka yang berberat badan tetap atau malah kehilangan berat badan. Demikian sebuah penelitian terbaru mengungkapkan. Sebaliknya, mereka yang mengalami penurunan berat badan beberapa kilogram akan mengalami perbaikan dalam nyeri lutut yang dialami. Temuan tersebut adalah hasil penelitian para ilmuwan di Monash University Melbourne, Australia.

“Mencegah kenaikan berat badan, tak peduli berapa berat badan Anda sebelumnya, akan menjadi kunci untuk mencegah masalah lutut,” kata Dr. Susan Bartlett yang melakukan penelitian tentang tulang sendi dan obesitas di McGill University Montreal, Kanada, tapi tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Nyeri lutut adalah salah satu bentuk nyeri tulang sendi yang paling umum dan menurut Centers for Disease Control and Prevention hal tersebut dialami oleh sekitar 18 persen orang dewasa di Amerika. Meskipun penyebabnya bervariasi--mulai dari terlalu banyak gerak atau pengulangan gerakan yang sama pada atlet hingga kondisi kronis seperti arthritis--penelitian-penelitian menunjukkan adanya hubungan antara nyeri lutut dan penambahan berat badan.

Penelitian sebelumnya menghubungkan antara kelebihan berat badan dan risiko yang lebih tinggi atas terjadinya penyakit tulang sendi osteoarthritis. Namun menurut para ilmuwan Australia, penelitian ini merupakan yang pertama kali meneliti mengenai peran tambahan berat badan dalam nyeri lutut.

Untuk riset ini para ilmuwan merekrut 250 orang berusia 25 tahun hingga 60 tahun yang tidak pernah melakukan operasi lutut, mengalami luka atau penyakit berkenaan dengan sendi lutut. Lebih dari tiga perempat partisipan adalah wanita dan banyak yang kelebihan berat badan.

Untuk setiap penambahan satu kilogram berat badan, skor nyeri meningkat 1,9 poin dalam skala 500 poin. Kekakuan adalah yang terburuk dengan 1,4 poin (pada skala 200 poin) dan fungsi meningkat hingga 1,6 poin (pada skala 1.700 poin). Hasil penelitian ini dipublikasikan online di Arthritis Care and Research.

Meski demikian, penelitian ini tidak dapat menunjukkan dengan pasti bahwa penambahan berat badan menyebabkan nyeri meski para ilmuwan mengatakan bahwa kemungkinan hal tersebut menjadi sebabnya.

“Perubahannya mungkin kecil. Tapi jika Anda bisa menempatkan perubahan ini bersama-sama, hasilnya akan berbeda antara memiliki gejala yang mempengaruhi kehidupan dan menjaga mereka tetap terkendali,” ujar Bartlett seperti dikutip Reuters. Hubungan paling kuat antara penambahan berat badan dan nyeri terjadi pada partisipan yang gemuk, yang mengalami peningkatan 59 poin nyeri dibandingkan dengan hanya 6,4 poin pada mereka yang kurus.

Salah satu catatan atas penelitian ini, ungkap Bartlett, banyak orang yang berhasil menurunkan berat badan kemudian kembali lagi ke berat badan semula. Hal tersebut bisa mempengaruhi hasil pemeriksaan.

“Kehilangan berat badan jika Anda gemuk, dan Anda memang memiliki riwayat arthritis, hal ini kemungkinan membantu gejala dan fungsinya. Tapi Anda tidak bisa sepenuhnya menghilangkan efek dari naiknya berat badan,” kata Bartlett.

ARBA’IYAH SATRIANI


Sumber : Tempo
 

Jangan Selalu Menjadikan Lemak Sebagai Tempat Kesalahan

|0 comments
TEMPO.CO - Rasanya tidak adil bila menyalahkan semua lemak sebagai penyebab penyakit di dunia selama beberapa dekade ini. Sebab ada beberapa salah pengertian yang dilakukan dalam penelitian, bahwa semua lemak pada makanan menyebabkan obesitas dan gangguan jantung. Lemak dianggap sebagai satu-satunya sumber peningkatan kolesterol dalam darah, dan bertanggung jawab sebagai penyumbat pembuluh darah.

Anggapan ini yang kemudian menimbulkan intuisi dalam setiap benak peneliti, bahwa lemak lah yang membuat bokong dan paha Anda terlihat membesar. "Akhirnya diet rendah lemak malah menjadi bumerang," ujar Profesor Gizi dan Epidemiologi, di Harvard School of Public Health.Frank Hu. "Padahal epidemi obesitas di Amerika tetap meroket, bahkan saat asupan lemak masyarakat menurun, karena itu sebaiknya yang dikurangi adalah lemak jahat bukan lemak yang baik," tambahnya.

Lalu bagaimana sebaiknya menyikapi makanan yang mengandung lemak? Menurut Frank Hu, setiap orang harus bisa melihat beberapa sisi positif dari lemak. Sama seperti halnya karbohidrat, lemak adalah salah satu unsur nutrisi yang cukup penting. Artinya, tubuh manusia memerlukan lemak sebagai kunci keseimbangan tubuh. Lemak dapat mempermudah penyerapan Vitamin A, D, E, dan K. "Lemak juga penting bagi sumber energi dan penting untuk menjaga kesehatan dan kelembutan kulit serta rambut," ujar Frank Hu.

Beberapa penelitian mengungkap, dengan makan lemak baik dapat mengurangi resiko diabetes, serangan jantung, dan obesitas. Bahkan dengan memakan lemak yang baik, dapat menjaga kolesterol tetap normal. "Ini karena tidak semua lemak diciptakan sama, tapi ada fungsinya," kata Hu. Ia menjelaskan, tidak semua lemak langsung mempengaruhi berat badan atau resiko serangan jantung.

Berikut ini lemak yang dianggap berguna atau disebut sebagai "Lemak Baik" :

1. Lemak Tidak Jenuh Monosaturated Fatty Acids (MUFAs)
Lemak yang ditemukan pada makanan yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang, alpukat, olive oil, minya bunga canola, dan daging unggas. Pada dasarnya, MUFAs dapat menurunkan kadar kolesterol, yang secara otomatis mengurangi resiko sakit jantung.

2. Lemak Tidak Jenuh Polyunsaturated Fatty Acids (PUFAs)
Lemak yang ditemukan pada ikan seperti Salmon dan Mackerel, Jagung, serta kedelai. Sama seperti halnya MUFAs, PUFAs juga terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi resiko penyakit jantung. Salah satu contoh PUFAs adalah Omega­-3 yang banyak terkandung dalam ikan. Juga tipe Omega - 6 yang banyak ditemukan di daging, minyak jagung, dan minyak kedelai.

3. Lemak Jenuh
Lemak yang ditemukan dalam daging dan produk susu seperti keju, dan mentega susu. Meski sudah diperingatkan selama puluhan tahun untuk makan sedikit lemak jenuh, karena dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat "LDL" dalam tubuh. Namun kesimpulan ini dibantah oleh American Review Clinical Nutrition Journal tahun 2010. Dari 21 penelitian yang dilakukan tidak ada satupun ditemukan hubungan antara konsumsi lemak jenuh dengan peningkatan resiko penyakit jantung atau stroke.

Bahkan beberapa jenis lemak jenuh dapat membebaskan kolesterol jahat "LDL" seperti asam stearat yang ditemukan dalam cokelat hitam. "Jelas lemak jenuh seperti ini tidak berbahaya," kata David L. Katz MD, Direktur Riset dan Pusat Pencegahan, Universitas Yale. Begitu pula asal laurat yang banyak ditemukan pada minyak kelapa.

CHETA NILAWATY | HEALTH.COM

Sumber :  Tempo

Resep Menjadi Panjang Umur Ala Tikus

|0 comments
TEMPO.CO, Tel Aviv -- Manusia tak pernah bosan mencari resep awet muda, meskipun umur tak pernah dapat diduga. Sebuah penelitian terbaru menemukan protein yang dapat membuat manusia panjang umur. Protein itu diperoleh dari tikus mole telanjang (Heterocephalus glaber).

Temuan Dorothee Huchon dari Tel Aviv University, Rochelle Buffenstein dari University of Texas, dan Yael Edrey dari City College of New York ini memperkuat beberapa penelitian sebelumnya, yang menunjukkan hewan bawah tanah (subterran) mungkin memegang petunjuk untuk hidup panjang umur bagi manusia.

Tikus mole mampu hidup tiga-10 kali lebih lama dari tikus jenis lain. Dari analisis genetik ditemukan konsentrasi protein NRG-1, yang vital bagi fungsi otak, lebih tinggi pada tikus mole ketimbang beberapa spesies hewan pengerat lainnya. NRG-1 tetap terkandung tinggi sepanjang hidup mereka.

"NRG-1 terkonsentrasi di otak kecil, bagian otak yang penting untuk kontrol motorik," kata para peneliti seperti dikutip Livescience. Penemuan ini diumumkan dalam jurnal Aging Cell, 3 Juli 2012.

Penelitian sebelumnya telah menemukan berbagai keunikan hewan pengerat yang satu ini. Tikus mole, misalnya, ternyata lebih produktif menghasilkan protein ketimbang hewan lain. Tikus tanpa rambut yang sepanjang hidupnya tinggal di dalam tanah ini juga memiliki sistem ekskresi lebih efisien untuk membersihkan protein-protein rusak.

"Kami berharap penelitian di masa depan bisa menjelaskan bagaimana NRG-1 membantu mempertahankan integritas neuron sekaligus menguak rahasia di balik penuaan pada manusia," kata para peneliti.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Sumber : Tempo

Menggeliat Dapat Memperpanjang Usia, Benarkah?

|0 comments
TEMPO.CO , Jakarta:  Menghabiskan waktu terlalu banyak pada kegiatan minim gerak seperti menonton televisi atau duduk di depan komputer bisa memperpendek masa hidup Anda dan meningkatkan risiko atas penyakit jantung dan stroke.

Namun sebaliknya, memutus ‘waktu duduk’ sepanjang hari dengan kegiatan sederhana seperti berjalan kaki atau peregangan kaki Anda bahkan hanya untuk satu atau dua menit saja, bisa melawan efek berbahaya dari kegiatan duduk terlalu lama bahkan menjadikan kesehatan lebih baik.

Meskipun dokter tetap merekomendasikan agar orang melakukan olahraga selama lebih dari 150 menit per minggu demi menjaga kesehatan, kegiatan yang lebih ringan ternyata juga memberikan manfaat. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan yang tidak tampak seperti olahraga, yaitu berdiri dan  berjinjit dengan tumit Anda, menggeliatkan pinggul Anda saat mendengar musik atau berjalan-jalan singkat di sekitar rumah selama jeda iklan di televisi.

Seorang ahli di bidang olahraga dan pengobatan, Dr. Wilby Williamson, mengatakan, “Orang yang menonton televisi selama empat jam sehari dan menghabsikan 60-70 persen dari waktu duduk mereka – karena gaya hidup dan pekerjaan kita.”

“Mengurangi waktu duduk kita, membuat kita lebih baik dalam membakar gula dan lemak, yang kemudian bisa membantu kita menurunkan risiko atas penyakit metabolisme seperti diabetes dan kardiovaskuler,” ujar dia kepada Telegraph.

Pernyataan Dr, Williamson ini diungkapkan dalam peluncuran Fidget project, roadshow nasional yang disponsori oleh Wellcome Trust dan the London Arts in Health Forum yang bertujuan untuk mengajar orang agar hidup lebih sehat. Hasil berbagai penelitian menunjukkan bahwa jumlah waktu yang kita habiskan dengan duduk ada hubungannya dengan pengurangan masa hidup dan mempertinggi insiden terjadinya penyakit jantung dan stroke.

“Faktor risiko untuk penyakit jantung  dan masa hidup mulai meningkat seiring dengan waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi dua jam lebih per hari. Jika Anda bisa membuat waktu menonton televisi menjadi lebih aktif, hal tersebut sangatlah bermanfaat,” ungkap Dr. Williamson.

“Juga pastikan bahwa Anda tidak duduk untuk waktu yang lama. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa efek manfaat akan meningkat jika kita jeda setiap 20 atau 30 menit sekali.”

ARBA’IYAH SATRIANI

Sumber : Tempo
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...