Selasa, 08 Mei 2012

Menangkal Penyakit Hepatitis C Dengan Teh Hijau

|0 comments
REPUBLIKA.CO.ID, HANNOVER - Flavonoid yang terkadung dalam teh hijau bisa mencegah virus hepatitis C (HCV) masuk ke hati. Peneliti dari Jerman mengungkapkan epigallocatechin-3-gallate (EGCG) yang terkadung dalam teh hijau dapat mencegah masuknya HCV setelah transplantasi hati (penggantian hati).
Sandra Ciesek dan Eike Steinmann dari Hannover Medical School di Jerman meneliti efek molekul EGCG dalam mencegah HCV dari sel-sel melekat pada hati. "Katekin teh hijau seperti EGCG dan turunannya epigallocatechin (EGC), epicatechingallate (EKG), dan epikatekin (EC) menunjukkan sifat antivirus," kata Ciesek. Penelitian mereka mengeksplorasi efek potensial flavonoid ini dalam mencegah reinfeksi HCV setelah transplantasi hati.
Para peneliti berpendapat bahwa EGCG dapat menghambat masuknya sel HCV dengan bertindak pada sel inang (host) sebagai pelindung. Pretreatment sel dengan EGCG tidak mengurangi infeksi, namun bisa menghambat penyebaran HCV.
"EGCG pada teh hijau menghambat masuknya sel HCV dengan virus," Ciesek menambahkan,
Infeksi HCV dapat menyebabkan hepatitis kronis atau kanker hati primer. Menurut data WHO, penyakit ini diderita oleh 170 juta orang di seluruh dunia. Sementara ini pengobatan standar yang banyak diterapkan yaitu penggunaan interferon dengan ribavirin dan inhibitor protease. Namun sayang, cara ini baru dapat menghapus infeksi pada sebagaian kecil pasien. Pasien pada umumnya belum dapat merespon terapi ini.

Sumber : Yahoo!She
 

Mengetahui Efek Merugikan Dari Teh Hijau

|0 comments
Ghiboo.com - Teh hijau memang sudah diyakini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Selain kaya antioksidan, beberapa penelitian menunjukkan jika teh hijau mampu menurunkan berat badan bagi penikmatnya. Tapi mungkin, beberapa fakta berikut ini perlu Anda ketahui.
Bagaimana dan kapan harus meminum teh hijau:
Miliki kesegarannya

Menyeduh teh hijau yang segar memang sehat dan baik untuk tubuh. Anda boleh menikmatinya panas atau dingin tapi pastikan tidak disimpan lebih dari satu jam. Sebaiknya menghindari minum teh hijau saat sangat panas, karena bisa menyebabkan kanker tenggorokan. Jika Anda menyimpan teh dalam waktu yang lama, ia bisa kehilangan vitamin dan antioksidan. Selain itu, sifat anti-bakterinya juga akan berkurang. Malah, teh akan menyimpan banyak bakteri jika dibiarkan terlalu lama. Jadi, segera meminumnya untuk menghindari efek samping bagi tubuh.
Satu jam sebelum makan

Orang yang diet menyukai minum teh hijau sebelum makan, karena teh hijau bermanfaat menurunkan berat badan. Teh hijau dapat mengontrol nafsu makan untuk waktu yang cukup lama. Waktu yang ideal untuk meminum teh hijau adalah satu jam sebelum atau setelah makan. Hal ini karena teh hijau mengandung kafein yang mengontrol nafsu makan. Jadi, jika diminum satu jam sebelum makan, teh hijau dapat mengendalikan rasa lapar. Jika ingin menghindari cemilan berat di sore hari, minum teh hijau dengan biskuit rendah lemak. Hindari minum teh hijau di pagi hari, terutama pada perut kosong.
Jangan digabung dengan obat

Untuk menghindari efek samping dari obat-obatan dan teh hijau, jangan pernah mengonsumsi keduanya bersamaan.
Efek samping

Teh hijau yang sangat pekat memiliki kandungan kafein dan polifenol yang tinggi. Bahan-bahan dalam teh hijau memiliki efek samping pada tubuh. Teh hijau yang kuat atau pekat dapat menyebabkan gangguan pencernaan, sulit tidur, tekanan darah tinggi bahkan jantung berdebar.
Porsinya

Sudah dijelaskan sebelumnya, mengonsumsi teh hijau berlebihan memicu efek samping. Meminumnya lebih dari 2-3 cangkir teh hijau dapat membahayakan tubuh Anda. Karena teh hijau mengandung kafein. Maksimal 3 cangkir saja setiap hari.

Sumber : Yahoo!She
 

Penyebab Sering Kencing Dimalam Hari

|0 comments
Ghiboo.com - Sebagian orang yang tidak bisa menahan buang air kecil di malam hari telah membingungkan para ilmuwan. Kini, para ilmuwan telah menemukan sebuah protein yang bisa menjelaskan mengapa ada orang yang lebih sering buang air kecil di malam hari.
Tim penelitian dari Kyoto University menemukan protein, yang disebut connexin43. Connexin43 merupakan bagian dari suatu kelompok protein yang mempengaruhi irama sirkandian. Protein ini menjadi pengontrol kapasitas kandung kemih dan berperan menentukan seberapa lama air seni bisa tersimpan di kantong kemih sebelum dikeluarkan.
Penelitian yang dipimpin oleh Osamu Ogawa dilakukan menggunakan tikus yang secara genetika telah dimodifikasi untuk tidak memiliki gen yang memproduksi connexin43.
Untuk mengamati seberapa sering tikus buang air kecil di malam hari, peneliti menggunakan gulungan kertas saring yang berubah menjadi warna ungu bila terkena bahkan sedikit cairan.
Peneliti menemukan tikus dengan gen connexin43 abnormal memiliki intensitas buang air kecil yang lebih jarang dibandingkan gen normal. Dan ketika peneliti melihat sel-sel otot kandung kemih menunjukkan bahwa produksi connexin43 berkaitan erat dengan perubahan ritme sirkadian.
Para peneliti mengatakan ada kemungkinan jalur sirkadian yang lain mengalami gangguan, termasuk penurunan korteks, bagian otak yang terangsang oleh sinyal dari kandung kemih atau terlalu banyak memproduksi urin oleh ginjal di malam hari.
"Penelitian ini menjelaskan mengapa orang sehat tidak buang air kecil ketika tidur, dari sudut pandang fungsi kandung kemih," jelas kata Dr Akihiro Kanematsu dari Hyogo College of Medicine, Jepang, dikutip melalui LiveScience (4/5).
Kebutuhan kronis untuk buang air kecil di malam hari, disebut dengan istilah enuresis noktural, yang juga menyebabkan ngompol pada bayi dan anak-anak.

Sumber : Yahoo!She
 

Mengatur Jarak Kehamilan Dengan ASI

|0 comments
TRIBUNNEWS.COM - ASI eksklusif tidak hanya bagus untuk anak. Jika si ibu ingin mengatur jarak kehamilan ini menjadi cara tepat.
Petugas BKKBN  Kepri, dr Dhenok Maya Dewi mengatakan dalam 6 bulan pertama sejak melahirkan (MAL = Metode Amenore Laktasi), sebenarnya sudah bisa mencegah kehamilan.
"Perlu diketahui bahwa kehamilan dapat terjadi sebelum kembalinya haid pertama sejak melahirkan karena ovulasi terjadi sebelum haid," jelas Dhenok.
Ada beberapa metode kontrasepsi pasca persalinan untuk ibu yang  menyusui, yaitu Nonhormonal terdiri dari kondom, IUD/AKDR, Kontap (Kontrasepsi mantap). Sedangkan alat kontrasepsi hormonal yaitu metode yang mengandung hormon progestin saja, seperti implant/susuk KB.
Dianjurkan untuk ibu menyusui setelah 6 minggu melahirkan, suntik KB 3 bulanan dan pil KB khusus untuk ibu menyusui yang hanya mengandung progestin saja.
Prinsipnya,  ibu menyusui dapat menggunakan kontrasepsi yang  tidak mengurangi jumlah ASI, terutama pada 6 bulan pertama di mana bayi belum mendapat makanan tambahan selain ASI.
Yang dapat dipakai bisa KB nonhormonal atau hormonal, misalnya pil KB dari golongan progesteron rendah, atau suntikan yang hanya mengandung hormon progesteron yang disuntikan per 3 bulan.  Kontrasepsi yang mengandung estrogen tidak dianjurkan karena akan mengurangi jumlah ASI. IUD cukup aman pada ibu menyusui dan banyak dipilih.

Sumber : Yahoo!She

Pengaruh Rokok Menthol Dan Kecenderungan Terkena Stroke

|0 comments
TRIBUNNEWS.COM - Merokok adalah kebiasaan buruk yang mengancam kesehatan jantung dan pembuluh darah. Penelitian terbaru menunjukkan, rokok meningkatkan risiko terkena stroke, dan ancaman terbesar adalah pada mereka yang menghisap rokok mentol.
Seperti dimuat jurnal Archives of Internal Medicine, peneliti menyatakan mereka yang memilih rokok mentol cenderung berisiko lebih besar terkena stroke ketimbang penghisap rokok non-mentol.
Menurut studi para ilmuwan Kanada ini, risiko stroke yang lebih nyata ditemukan pada perokok mentol perempuan dan mereka dari keturunan non-Afrika.
Penulis studi itu pun menyarankan agar rokok mentol benar-benar dihindari guna menekan risiko stroke. Dan satu hal yang penting, semua jenis rokok haruslah dihindari karena dapat menimbulkan risiko penyakit.
"Semuanya memang buruk, semuanya sudah dikatakan. Dari perspektif reduksi bahaya, studi ini menyarankan untuk menghindari rokok setidaknya jenis mentol," kata Nicholas Vozoris, petugas klinik di St. Michael’s Hospital di Toronto, Kanada.
Dalam studinya, Vozoris menggunakan informasi yang diambil dari survei gaya hidup dan kesehatan yang mencakup 5.028 perokok dewasa. Survei itu dilakukan antara 2001 sampai 2008.
Secara keseluruhan, sebanyak 26 persen responden menyatakan mereka biasa menghisap rokok mentol, dan sisanya menghisap rokok non-mentol.
Beberapa ahli berpendapat, mentol mempermudah orang untuk mulai belajar merokok dan lebih sulit untuk berhenti, sebab rasanya menyamarkan kerasnya aroma tembakau.
Di antara penghisap rokok mentol, sebanyak 3,4 persen mengatakan mereka pernah menderita stroke. Sementara itu, sebanyak 2,7 persen perokok tanpa mentol terserang stroke.
Setelah memperhitungkan beberapa faktor seperti jenis kelamin, suku dan usia perokok serta jumlah rokok yang dihisap, Vozoris menyimpulkan bahwa penghisap rokok mentol berisiko dua kali lipat terkena stroke dibandingkan dengan mereka yang merokok non-mentol. Perbedaan tersebut sangat jelas pada kaum perempuan dan perokok dari suku selain Afro-Amerika.
Di antara peserta studi, stroke tiga kali lebih umum ditemukan di kalangan penghisap rokok mentol. Walau begitu, Vozoris mengatakan studi tersebut tak bisa membuktikan bahwa hanya rokok mentol saja yang mengakibatkan peningkatan resiko stroke, karena ada perbedaan lain yang tak terukur antara penghisap rokok mentol dan tanpa mentol.
Studi tersebut juga menyatakan, rokok mentol tidak berkaitan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru kronis atau pun serangan jantung dibandingkan dengan rokok standar.
Presiden American Heart Association (AHA) dan Direktur Bagian Kardiologi di Johns Hopkins University School of Medicine Gordon Tomaselli berpendapat, studi tersebut telah memperlihatkan keterkaitan antara kebiasaan merokok mentol dan risiko stroke, tetapi tidak berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
Menurut Vozoris, mungkin saja kandungan mentol pada asap rokok memiliki efek yang lebih buruk pada pembuluh darah, terutama pembuluh yang memasok oksigen ke otak.

Cara Mudah Berhenti Merokok

|0 comments
REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL---Akupunktur dan hipnotis telah dipromosikan sebagai cara bebas-narkotika guna membantu perokok meninggalkan kebiasaan itu, dan ada bukti kedua cara tersebut berhasil, demikian kajian penelitian atas 14 studi internasional.

Namun para peneliti itu, yang temuan mereka disiarkan di American Journal of Medicine, mengatakan masih ada banyak pertanyaan, termasuk seberapa efektif terapi alternatif itu dan bagaimana cara tersebut dibandingkan dengan metode konvensional untuk berhenti merokok.
Meskipun demikian, metode alternatif itu masih bisa jadi pilihan buat perokok yang ingin menghentikan kebiasaan mereka.
Menurut para peneliti yang dipimpin oleh Mehdi Tahiri dari McGill University di Montreal, Kanada, secara umum, perokok yang ingin berhenti mesti mula-mula mencoba pendekatan standar yang meliputi terapi pengganti nikotin, pengobatan dan penyuluhan perilaku, kata Tahiri.
"Tapi sebagian orang tak tertarik pada pengobatan," katanya. Ia menambahkan dalam banyak kasus, terapi standard tak berhasil. Lalu saya kira kita mesti dengan tegas menyarankan akupunktur dan hipnotis sebagai pilihan."
Para peneliti mendapati sebagian studi memperlihatkan perokok yang menjalani akupunktur tiga kali lebih mungkin untuk terbebas dari tembakau enam bulan atau satu tahun kemudian.
Hal serupa terjadi pada empat percobaan dengan menggunakan hipnotis; perokok memiliki angka keberhasilan lebih tinggi dengan terapi tersebut dibandingkan dengan orang yang mendapat sedikit bantuan.
Namun ada beberapa kekurangan, yaitu angka keberhasilan tidak selalu sama dalam semua percobaan yang dilakukan, kendati kecenderungan luas merujuk kepada manfaat pengobatan alternatif tersebut.
Satu studi pada 2008 yang menerapkan beberapa program akupunktur laser atas 258 perokok mendapati bahwa 55 persen perokok yang menerima pengobatan itu meninggalkan kebiasaan mereka dalam waktu enam bulan, sementara mereka yang tak diberikan pengobatan itu cuma berjumlah empat persen.
Namun satu studi 2007 dari Taiwan yang meneliti akupunktur jarum di sekitar telinga, daerah yang secara khusus menjadi sasaran bagi orang yang ingin berhenti merokok, melaporkan angka keberhasilan yang lebih rendah.
Hanya sembilan persen mereka yang menjalani tusuk jarum telah berhenti setelah enam bulan dibandingkan dengan enam persen orang yang berhenti merokok tanpa pengobatan tersebut.
Kondisinya serupa pada semua percobaan hipnotis. Dua studi memperlihatkan dampak mencolok: 20 sampai 45 persen pasien hipnosis bebas rokok enam bulan atau satu tahun kemudian. Dua percobaan lain memperlihatkan dampak yang lebih kecil.
Meskipun begitu, kata Tahiri, ada "kecenderungan" ke arah manfaat dalam seluruh studi mengenai akupunktur dan hipnotis.
Namun masih tetap ada pertanyaan, katanya, mengenai berapa banyak babak akupunktur atau hipnotis mungkin diperlukan, atau teknik khusus apa yang terbaik.
Sementara itu beberapa kajian lain telah menyimpulkan sang juri masih mencari terapi alternatif bagi orang yang ingin berhenti merokok.

Sumber : Yahoo!She
 

Mencegah Polio Dan Campak Pada Anak Dengan ASI

|0 comments
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan bisa memberi kekebalan tubuh bayi dari beberapa penyakit. Termasuk diantaranya penyakit campak dan polio.
''ASI eksklusif penting untuk mencegah baik polio dan campak,'' ujar Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Soedjatmiko di Jakarta, Ahad (25/9).
Ia memaparkan, pencegahan kedua jenis penyakit yang berbahaya bagi anak ini diakui tidak hanya melalui imunisasi saja. Tapi pemberian ASI eksklusif bisa menambah perlindungan bagi bayi. Karena itu, ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif, kecuali ibu yang tidak bisa menyusui karena indikasi medis.
Menurut Soedjatmiko, anggapan masyarakat selama ini bahwa penyakit campak tak berbahaya adalah salah. ''Penyakit campak sangat berbahaya,'' tegasnya.
Pada kasus campak berat bisa menyebabkan kematian. Dan jika campak mengenai saraf otak, maka akan menyebabkan kecacatan seumur hidup.
Begitu juga dengan penyakit polio yang mudah menular. Penyakit yang masuk melalui saluran pencernaan ini menyerang sel saraf. ''Jika menyerang saraf pernafasan, akan meninggal karena tidak bisa bernafas,'' jelas Soedjatmiko.
Pada banyak kasus, polio menyerang saraf bergerak sehingga menyebabkan kaki dan tangan lumpuh.

Sumber : Yahoo!She
 

Menyusui Dapat Menurunkan Resiko Darah Tinggi

|0 comments
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Satu lagi hasil penelitian tentang manfaat menyusui dirilis. Berdasarkan penelitian yang dimuat di American Journal of Epidemiology edisi ternayar, para ibu yang menyusui dalam kurun waktu yang disarankan (6 - 12 bulan) memiliki risiko lebih rendah terkena tekanan darah tinggi di kemudian hari.
Penelitian, bagaimanapun, tidak menyimpulkan bahwa menyusui adalah alasan untuk menciptakan tekanan darah yang sehat. Tapi mereka menambah bukti bahwa menyusui mungkin memiliki manfaat tidak hanya bagi bayi, tapi untuk ibu juga.
Secara umum, para ahli merekomendasikan bahwa bayi diberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama mereka, kemudian terus mendapatkan ASI bersama dengan makanan padat sampai mereka berusia satu tahun.
Menyusui bermanfaat  melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit umum tertentu, seperti diare dan infeksi telinga bagian tengah. Tapi ada juga beberapa bukti bahwa menyusui dapat menurunkan risiko ibu dari beberapa masalah kesehatan.
Studi telah menemukan bahwa wanita yang menyusui memiliki risiko rendah terkena diabetes, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung di kemudian hari - meskipun tidak satupun dari mereka mampu membuktikan hubungan sebab-akibat kedua faktor itu.
Untuk studi baru, peneliti melihat korelasi antara pemberian ASI dan kemudian risiko tekanan darah tinggi. Penelitian ini melibatkan relawan 56 ribu perempuan AS yang memiliki setidaknya satu bayi.
Secara keseluruhan, studi menemukan, wanita yang telah menyusui selama setidaknya enam bulan kurang baru akan mengembangkan tekanan darah tinggi 14 tahun lebih lama ketimbang ibu yang bayinya meminum susu botol.
Hampir 8.900 wanita yang berpartisipasi dalam penelitian secara keseluruhan akhirnya didiagnosa dengan tekanan darah tinggi. Tetapi 22 persen lebih tinggi bagi perempuan yang tidak menyusui anak pertama mereka, dibandingkan wanita yang menyusui secara eksklusif selama enam bulan.
Namun, harus dilihat pula faktor-faktor seperti kebiasaan diet, olahraga, dan merokok.
Tidak ada temuan membuktikan bahwa pemberian ASI memberikan perlindungan jangka panjang terhadap tekanan darah tinggi, kata ketua peneliti, Dr Alison M Stuebe, dari University of North Carolina, Chapel Hill.
"Adalah masuk akal bahwa menyusui memiliki manfaat langsung," kata Stuebe. Penelitian atas hewan telah menemukan bahwa hormon oksitosin, yang terlibat dalam menyusui, memiliki efek langsung pada tekanan darah.
"Perempuan juga cenderung memiliki penurunan tekanan darah jangka pendek  segera setelah menyusui," tambah Stuebe.

Sumber : Yahoo!She
 

Tips Menyusui Tanpa Merubah Bentuk Payudara

|0 comments
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai ibu baru, kita terkadang sudah membaca referensi atau browsing informasi tentang kesehatan ibu dan bayi. Namun ketika berhadapan dengan masalah anak, kita merasa tidak mampu mengatasinya.
Mungkin diantara kita ada yang merasa bersalah, kurang cantik, atau kesakitan waktu memberikan ASI. Tetapi, hal tersebut tak perlu dirisaukan. Karena sebagai Ibu "baru" bukanlah sebuah "bencana".
Jika kita membutuhkan orang lain, kenapa tidak? Kita perlu berbagi dengan orang yang berpengalaman, orangtua atau dokter. Kali ini dr. Ariani Dewi Widodo, SpA akan memberikan informasi seputar menyusui.
- Menyusui sakit
Bagi kita, calon ibu baru pasti sudah mengumpulkan informasi tentang menyusui. Tetapi bila kita merasa sakit saat menyusui, kita perlu berkonsultasi di klinik tumbuh kembang. Karena di klinik tersebut, kita akan diberikan informasi tentang kesehatan ibu dan bayi.
- Payudara kendor
Menyusui membuat payudara kendor? Tak perlu khawatir, karena setelah menyusui kita dapat melakukan olahraga guna mengencangkannya. Lalu jaga berat badan agar tetap stabil, perbanyak makan buah dan sayur, serta memilih bra yang tepat dapat membantu mengencangkan payudara.
- Tidak boleh menyusui ketika ibu sakit
Menurut Ariani, pernyataan ini hanya mitos. Ketika ibu menyusui sakit, ibu tetap boleh memberikan ASI kepada bayi. Bayi tidak akan tertular, karena secara otomatis mereka membentuk antibodi untuk melindungi tubuhnya.
- Merasa bersalah karena bekerja
Sehagai ibu, kita ingin memberikan yang terbaik pada anak, salah satunya ASI eksklusif. Namun ada beberapa kendala bagi kita yang bekerja, kita beranggapan tidak dapat memberikan ASI dan merasa bersalah karenanya. Padahal kita terap bisa memberikan ASI dengan cara memompa dan disimpan di lemari pendingin atau kita dapat manfaatkan delivery ASI dari kantor ke rumah, yang saat ini tersedia jasanya di kota-kota besar.
- Susu formula rendah gula
Jika anak kita diberikan susu formula, tetapi ia tidak cocok atau alergi dengan kandungan gula susu tersebut, kita dapat memberikannya susu formula rendah gula. Tetapi bagaimana pun juga, ASI merupakan makanan yang paling baik bagi bayi. Selama kita masih memberikan ASI dan bayi pun tidak ada masalah, produksi ASI kita akan lancar. Pasalnya dengan memberikan ASI, dapat membentuk kedekatan antara ibu dan anak. Anak juga merasakan kehangatan dalam dekapan sang ibu. (Agustina N.R)

Sumber :  Yahoo!She
 

Selasa, 01 Mei 2012

Strees Saat Hamil Sebabkan Bayi Kekurangan Zat Besi

|0 comments
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Bayi yang lahir dari ibu yang mengalami stres saat kehamilan tiga bulan pertama berisiko kekurangan zat besi, sehingga dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental.
Demikian studi yang dipaparkan dalam pertemuan Masyarakat Akademi Pediatri di Boston, Ahad (29/4) Dalam studi itu disebutkan bahwa, zat besi berperan penting dalam perkembangan sistem organ, terutama otak.
Sebelumnya diketahui beberapa faktor yang menyebabkan bayi kekurangan zat besi seperti diabetes pada ibu, kurangnya zat besi sang ibu, merokok saat kehamilan, kelahiran lebih awal, berat badan rendah pada bayi dan kehamilan ganda.
Studi yang dilakukan peneliti dari Akademi Ashkelon dan Pusat Kesehatan Barzilia di Israel dan Universitas Michigan, Amerika Serikat, merupakan yang pertama menyebutkan bahwa stres pada ibu saat awal kehamilan merupakan faktor lain yang menyebabkan kurangnya zat besi pada bayi.
Para peneliti tersebut melakukan penelitian terhadap sejumlah wanita yang akan melahirkan di Pusat Kesehatan Barzilai. Kelompok ibu hamil pertama (yang stres) hidup di wilayah dengan lebih dari 600 serangan roket dalam tiga bulan pertama kehamilannya. Sementara kelompok lain tinggal di wilayah yang sama namun pada tiga hingga empat bulan setelah serangan roket berakhir.
Para wanita tersebut diberi pertanyaan singkat saat akan melahirkan guna mendeteksi apakah mereka tetap sehat tanpa komplikasi kehamilan. Wanita yang bersedia berpartisipasi dalam studi itu kemudian diwawancara sehari atau dua hari setelah melahirkan terkait latar belakang dan kesehatan mereka selama kehamilan.
Mereka juga mengisi kuesioner tentang depresi dan kemarahan, serta menilai tingkat stres yang mereka alami ketika hamil. Sampel darah kemudian diambil dari bayi yang baru lahir, untuk mengukur tingkat zat besi yang mereka miliki dengan serum ferritin.
Hasilnya menunjukkan 63 bayi yang ibunya berada di kelompok stres secara signifikan memiliki tingkat zat besi yang lebih rendah daripada 77 bayi yang ibunya berada di kelompok lain.
"Penemuan kami mengindikasikan bahwa bayi yang ibunya stres saat hamil termasuk dalam faktor yang menyebabkan kurangnya zat besi pada anak," kata peneliti Akademi Ashkelon, Rinat Armony-Sivan.
"Wanita hamil harus sadar bahwa kesehatan, nutrisi, tingkat stres, dan pikiran mereka akan mempengaruhi kesehatan bayinya," kata Armony-Sivan mengingatkan.
Armony-Sivan menyarankan, untuk mempertimbangkan pemberian darah tambahan ketika bayi berusia 12 bulan, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah dengan populasi berisiko tinggi, sehingga kekurangan zat besi, dengan atau tanpa gejala anemia, dapat dideteksi dan ditangani lebih awal sebelum berubah menjadi kronis dan parah.


Dikutif dari : Yahoo!She
 

Cara Tradisional Mengatasi Batuk Bagi Ibu Hamil

|0 comments
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketika batuk, perut akan bergerak naik turun, bayi akan turut merasakan batuk anda. Tak perlu khawatir, bayi tidak akan terpengaruh secara fisik. Anda cukup memegang perut bagian bawah agar perut anda tidak tegang.
Yang cukup berbahaya adalah jika batuk sampai menyebabkan lendir sehingga sulit bernafas. Ini penting diwaspadai, mungkin anda mengalami infeksi dada. Infeksi dada ini bisa mempengaruhi bayi yang sedang dikandung.
Pada dasarnya tidak ada cara untuk mencegah batuk menyerang ibu hamil. Rajin mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air panas, bisa meminimalisir resiko batuk. Ibu hamil harus hidup dengan pola makan yang  sehat dan memiliki jam tidur malam secukupnya.
Jika sudah terlanjur batuk, untuk meredakannya, bisa membuat secangkir madu yang dicampur jeruk nipis. Madu bisa menenangkan tenggoraokan yang gatal. Ramuan ini baik diminum saat panas.  Agar lebih yakin, segera temui dokter. Minta agardiberi sirup obat batuk yang terbuat dari gliserin dan sedikit gula. Obat ini bisa menghentikan batuk yang cukup parah.

Dikutif dari : Yahoo!She
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...